NAMA CGP : SUPRAPTO
Buatlah
sebuah kesimpulan mengenai peran Anda dalam menciptakan budaya positif di sekolah dengan menerapkan konsep-konsep inti seperti disiplin positif,
motivasi perilaku manusia (hukuman dan penghargaan), posisi kontrol
restitusi, keyakinan sekolah/kelas, segitiga
restitusi dan keterkaitannya dengan materi sebelumnya yaitu Filosofi
Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara, Nilai dan Peran Guru
Penggerak, serta Visi Guru Penggerak!
Dalam
upaya mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada siswa maka perlu dibangun
lingkungan belajar yang menerapkan budaya positif. Oleh karena itu peran kita
sebagai Guru Penggerak adalah sebagai transformasi pendidikan dengan melakukan
perubahan budaya positif di lingkungan sekolah/kelas. Hal tersebut relevan
dengan pengalaman/materi
pembelajaran yang telah diperoleh pada modul 1.4 Budaya Positif.
Budaya
positif dapat dilaksanakan jika semua warga sekolah/kelas penuh kesadaran
melaksanakannya dengan penuh tanggung jawab dan disiplin. Sikap disiplin
dibangun berdasarkan keyakinan kepada nilai-nilai kebajikan yang ingin dicapai
oleh setiap individu. Melalui nilai-nilai kebajikan yang diyakini seseorang
maka akan terbangun dengan sendirinya motivasi intrinsiknya dalam diri
seseorang tersebut, sehingga dapat menggerakkan motivasi dari dalam untuk dapat
mencapai tujuan mulia yang diinginkan.
Motivasi
perilaku manusia pada dasarnya ada tiga yaitu, menghindari ketidaknyamanan/hukuman,
mendapatkan imbalan dan menghargai diri sendiri. Motivasi yang diharapkan
sesuai dengan tujuan disiplin positif adalah untuk menghargai diri sendiri.
Salah satu bentuk cara memunculkan motivasi interen adalah melalui posisi
Manager dengan menerapkan Restitusi.
Restitusi
adalah upaya memperbaiki diri dari kesalahan yang dilakukan serta anak akan
dibimbing mencari solusi atas permasalahan yang dihadapi. Melalui restitusi
anak dibimbing melalui tahapan antara lain menstabilkan identitas, validasi
kebutuhan dan menanyakan keyakinan. Melalui restitusi siswa diajak melakukan
reffleksi terhadap kesepakatan kelas/sekolah yang telah dibuat bersama.
Filosofi Pendidikan Nasional Ki
Hadjar Dewantara adalah
memberikan tuntunan kepada anak sehingga anak bisa berkembang sesuai dengan
kekuatan kodratnya masing-masing, yaitu kodrat alam dan kodrat zaman. Oleh karena itu, Nilai dan Peran
Guru Penggerak sangat
diharapkan untuk memberikan kontribusi terhadap kemajuan sekolah yang
dituangkan melalui Visi Guru Penggerak. Visi Guru Penggerak
dapat berjalan dengan baik apabila warga sekolah melasanakan budaya
positif dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab.
Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep inti
yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: disiplin positif, teori
kontrol, teori motivasi, hukuman dan penghargaan, posisi
kontrol guru, kebutuhan dasar manusia, keyakinan kelas, dan segitiga
restitusi. Adakah hal-hal yang menarik untuk Anda dan di luar dugaan?
Disiplin positif yaitu menanamkan motivasi intrinsik pada diri anak sehingga anak dapat menjadi orang yang mereka inginkan dan menghargai diri sendiri dengan nilai-nilai yang mereka percayai tanpa terpengaruh oleh faktor dari luar, seperti hukuman atau hadiah sehingga memiliki pengaruh jangka panjang dalam membentuk karakter disiplin positif.
Pada awalnya berpikir menghukum (Posisi Menghukum) adalah salah satu solusi memecahkan masalah untuk mendisiplinkan siswa.
Tapi pada kenyataannya menghukum malah menimbulkan masalah baru dari akibat yang
ditimbulkan pada anak, seperti anak menjadi rendah diri, pemalu, tidak percaya
diri dan lain-lain. Akhirnya muncul perubahan paradigma setelah mempelajari
modul ini bahwa perlu dibangun keyakinan kelas terlebih dahulu sehingga muncul
motivasi intrinsik dalam diri siswa. Sehingga motivasi intrinsik yang muncul pada diri siswa mendorong dengan penuh kesadaran melaksanakan
kesepakatan kelas. Selanjutnya mengimplementasikan budaya positif dengan mengambil posisi sebagai manager melalui tahapan Segitiga-Restitusi sehingga siswa dibimbing untuk mencari alternatif
solusi dari permasalahan yang dihadapinya dan dengan kesadaran mau memperbaiki diri.
Pengalaman
seperti apakah yang pernah Anda alami terkait penerapan konsep-konsep
inti dalam modul Budaya Positif baik di lingkup kelas maupun sekolah Anda?
Pengalaman
yang pernah saya alami terkait materi modul yang saya peroleh adalah menerapkan
budaya positif dilingkungan kelas/sekolah. Melakukan praktik baik bersama siswa
tentang bagaimana membuat kesepakatan kelas serta mengambil posisi manager,
menerapkan segitiga-restitusi yang dihubungkan dengan lima kebutuhan dasar
manusia ketika menghadapi permasalahan dengan siswa. Bahwa setiap kegiatan baik ataupun buruk pasti mempunyai tujuan tertentu. Oleh karena itu, perlu meninjau kembali permasalahan yang dilakukan siswa. Mungkin hal tersebut karena ada salah satu kebutuhan dasar yang belum terpenuhi, antara lain: bertahan hidup, kasih sayang dan rasa diterima, kebebasan, kesenangan, dan penguasaan. Contoh pengalaman yang dilakukan adalah membuat kesepakatan kelas dengan siswa.
Bagaimanakah perasaan Anda ketika mengalami hal-hal
tersebut? Menurut Anda, terkait pengalaman dalam penerapan
konsep-konsep tersebut, hal apa sajakah yang sudah baik? Adakah yang perlu
diperbaiki?
Perasaan atau emosi
yang dialami terkait pengalaman belajar adalah sangat senang sehingga muncul
ide-ide dan motivasi dalam diri saya untuk memperbaiki diri terutama dalam menangani masalah yang
dihadapi oleh siswa yang selama ini kurang tepat.Keadaan
yang sudah baik berkaitan dengan penerapan konsep-konsep dalam proses
belajar adalah telah melakukan komunikasi dan pendekatan serta menjalin hubungan yang
baik dengan siswa.Sedangkan
yang perlu diperbaiki terkait dengan keterlibatan dirinya dalam proses
belajar yaitu membangun keyakinan bersama serta memberikan pemahaman kepada
siswa sehingga muncul motivasi intern dalam diri siswa untuk dapat
mengontrol dirinya sendiri. Keterkaitan
terhadap kompetensi dan kematangan diri pribadi bahwa membangun budaya positif
di lingkungan sekolah akan membantu terhadap peningkatan kompetensi dan
kematangan secara individu. Warga sekolah yang berkolaborasi menerapkan disiplin positif dapat berdampak pada suasana lingkungan belajar yang nyaman bagi siswa.
Sebelum mempelajari modul ini, ketika berinteraksi
dengan murid, berdasarkan 5 posisi kontrol, posisi manakah yang paling
sering Anda pakai, dan bagaimana perasaan Anda saat itu? Setelah
mempelajari modul ini, posisi apa yang Anda pakai, dan
bagaimana perasaan Anda sekarang? Apa perbedaannya?
Sebelum
mempelajari modul ini, posisi
kontrol yang paling sering saya pakai adalah Posisi
Penghukum. Perasaan saya pada saat itu adalah bahwa kecewa, marah dan jengkel terhadap siswa yang sering melanggar aturan kelas/sekolah. Setelah
mempelajari modul ini, posisi yang saya pakai adalah sebagai Manager. Perasaan
sekarang adalah lebih komunikatif, berbicara dengan nada yng rendah dan senang
membimbing siswa sehingga menemuakna solusinya.Perbedaanya
adalah sangat berbeda sekali. Ketika menjadi posisi penghukum, saya bisa
menggunakan hukuman fisik maupun verbal. Peraturan dibuat hanya sepihak dari
pihak guru/sekolah. Ketika
menjadi posisi manager saya dan siswa berkomunikasi dan berkolaborasi bersama
dengan siswa. Siswa diberika ruang untuk mempertanggungkan permasalahannya
sendiri, menuntun siswa mencarikan solusi atas permasalahan yang dihadapinya.
Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda
menerapkan segitiga restitusi
ketika menghadapi permasalahan murid Anda? Jika iya, tahap mana yang Anda
praktekkan dan bagaimana Anda mempraktekkannya?
Sebelum
mempelajari modul ini saya belum pernah menerapkan segitiga restitusi. Setelah
mempelajari modul ini baru memahami tentang segitiga restitusi dan mulai kedepan belajar
mengimplementasikannya melalui aksi nyata di kelas/sekolah.
Selain konsep-konsep yang disampaikan dalam modul ini, adakah hal-hal lain yang menurut Anda penting untuk dipelajari dalam proses menciptakan budaya positif baik di lingkungan kelas maupun sekolah?
Ada, yaitu nilai-nilai budaya sekolah. Nilai budaya sekolah adalah nilai kebajikan yang dilaksanakan oleh warga sekolah sebagai ciri dan karakter sekolah. Mengingat sekolah tempat saya bertugas adalah sekolah adiwiyata yaitu sekolah yang melaksanakan Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah maka kegiatan yang dilakukan sekolah terintegrasi kepada budaya cinta lingkungan hidup, seperti pengelolaan sampah, konservasi air, pengintegrasian cinta lingkungan hidup dengan pembelajaran di sekolah dan lain-lain.
Berikut disajikan Tabel Rancangan Aksi Nyata Modul 1.4 Buadaya Positif!
Semoga bermanfaat.
Terima kasih salam sehat dan salam bahagia untuk kita semua.
No comments:
Post a Comment